Teknologi Tidak Ramah Lingkungan
Prinsip Teknologi Tidak Ramah Lingkungan
Bagaimana kita bisa memahami lebih jauh tentang jenis teknologi ini? Jadi, ada prinsip-prinsip yang umumnya ada pada teknologi tidak ramah lingkungan, yakni:
1. Menggunakan SDA yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, antara lain SDA yang jumlahnya sendiri terbatas di alam. SDA ini akan terus berkurang dan akan habis ketika kita terus konsumsi.
Contohnya antara lain bahan bakar fosil, batu bara, dan komoditas yang terbentuk dari proses pembusukan organisme yang mati jutaan tahun lalu. Karena proses pembentukannya lama, dan nggak sebanding dengan yang kita habiskan setiap harinya, maka jumlahnya akan semakin sedikit dan terbatas.
2. Menghasilkan limbah yang berbahaya
Prinsip selanjutnya dari teknologi tak ramah lingkungan, yakni menghasilkan limbah yang berbahaya. Limbah tersebut berasal dari proses pengumpulan, juga proses pengolahan.
Misalnya nih ya, bensin yang kita gunakan sehari-hari, berasal dari minyak bumi yang proses pengeborannya menimbulkan limbah, pengolahannya juga menghasilkan limbah.
Baca juga: Belajar Peran Tanah dan Organisme Tanah Lewat Games dan Kartun
3. Prosesnya dapat merusak lingkungan
Prinsip terakhir, yakni teknologi tak ramah lingkungan dapat merusak lingkungan. Misalnya kita ambil salah satu contoh teknologinya, yakni kendaraan bermotor.
Saat digunakan, mesin kendaraan akan melakukan proses pembakaran, dan akan melepaskan gas beracun yang juga akan merusak lingkungan kita dengan polusi udara.
Mesin atau teknologi yang hasil buangannya berpotensi merusak lingkungan, bisa digolongkan sebagai teknologi tidak ramah lingkungan. Teknologi ini digunakan manusia karena penggunaan teknologi alternatif yang ramah lingkungan masih sulit dilakukan, kesulitan yang paling utama adalah biaya pembuatan dan perawatan yang masih mahal.
Contoh Teknologi Tidak Ramah Lingkungan
Berikut ini adalah beberapa contoh teknologi tidak ramah lingkungan yang sering kamu temui.
1. Mesin Kendaraan Bermotor
Seluruh mesin kendaraan bermotor yang masih menggunakan bahan bakar fosil termasuk dalam kategori tidak ramah lingkungan.
Hal ini disebabkan karena dalam proses pembakaran pada mesin, bahan bakar yang terbakar menghasilkan beberapa gas, dua di antaranya yang berbahaya adalah karbon dioksida dan karbon monoksida.
Gas-gas tersebut adalah gas beracun yang membahayakan kesehatan, selain itu juga menjadi penyebab terjadinya fenomena efek rumah kaca dan pemanasan global.
Manusia berusaha mengurangi keluaran gas tersebut dengan memasang konverter katalis di knalpot. Zat-zat dan senyawa kimia di dalam konverter katalis bereaksi dengan karbon monoksida dan karbon dioksida untuk merubahnya menjadi uap air.
Baca juga: Mengenal Hukum Mendel tentang Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
2. Semprotan Aerosol
Semprotan aerosol adalah semprotan yang menggunakan tekanan gas untuk menyemprotkan cairan yang tersimpan di dalamnya. Biasanya bisa kamu temukan dalam parfum, pengharum ruangan semprot, obat nyamuk semprot dan lain-lain.
Bahan yang digunakan untuk gas pendorongnya dahulu adalah CFC (Chloro Fluoro Carbon), tetapi kemudian diketahui bahwa CFC jika terlepas ke udara dapat bereaksi dan menyebabkan penipisan lapisan ozon bumi.
Jika ozon menipis dan berlubang, maka banyak efek negatif yang ditimbulkan. Misalnya, lebih banyak radiasi matahari yang dapat masuk ke bumi.
Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan suhu bumi, sehingga berdampak pada perubahan iklim. Selain itu, tingginya radiasi matahari juga dapat mengganggu kesehatan dengan menyebabkan kanker kulit.
Sejak tahun 1989, penggunaan CFC untuk semprotan aerosol sudah dilarang, sekarang semprotan aerosol menggunakan bahan lain sebagai gas pendorong, misalnya propana, DME, atau HFA.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel atau Uap
Sama seperti mesin mobil, pembangkit listrik tenaga diesel menggunakan solar sebagai bahan bakar untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Sementara pada pembangkit listrik tenaga uap, pembakaran batu bara digunakan untuk memanaskan air yang menghasilkan uap yang dimampatkan.
Uap yang bertekanan tinggi digunakan untuk memutar turbin. Asap hasil pembakaran batu bara dan diesel seperti halnya mesin mobil, menghasilkan karbon dioksida dan karbon monoksida.
Dewasa ini, penggunaan teknologi tidak ramah lingkungan mulai ditinggalkan, manusia sudah menyadari bahwa penggunaan teknologi ini akan menghancurkan lingkungan dan tempat hidup manusia. Sehingga pada zaman sekarang, manusia mulai mengganti dan beralih ke teknologi ramah lingkungan.
Penggunaan mesin konvensional pada kendaraan mulai digantikan oleh mesin listrik atau menggunakan teknologi hybrid, yaitu campuran antara motor listrik dan mesin konvensional.
Pada bidang penyediaan listrik, penggunaan tenaga alam sekarang lebih disukai daripada memakai bahan bakar konvensional seperti batu bara, diesel, atau nuklir. Selain lebih aman, seperti sudah disebutkan di atas, tenaga alam tersedia kapan saja dan tak terbatas jumlahnya.
Berkenalan dengan Atom, Molekul, dan Ion
Berkenalan dengan Atom, Molekul, dan Ion
Artikel ini menjelaskan pengertian dan perbedaan antara atom, molekul, dan ion.
--
Duh, kayaknya liburan ke pantai enak, nih. Berjemur di bawah terik matahari, berenang di laut, bermain pasir dan ombak. Huh, nggak sabar, deh. Semoga pandemi ini cepat selesai, supaya bisa liburan lagi, ya.
Btw, kalo ngomongin pantai, apa yang kamu bayangkan pertama kali? Yap, pasir pantai. Pernah nggak, kamu iseng ngambil segenggam pasirnya? Lalu, pelan-pelan kamu membuka tanganmu, dan membiarkan pasir itu tertiup angin?
Enak ya, rasanya. Pasir yang ukurannya kecil-kecil itu meninggalkan tekstur yang lembut tapi juga sekaligus kasar. Mereka pergi perlahan-lahan dari telapak tanganmu. Ada yang jatuh lewat sela-sela jari, ada yang terbang begitu saja. Huhu, kangen, deh.
Nah, pasir pantai yang biasa kamu genggam merupakan salah satu contoh zat atau materi padat berupa butiran. Butiran pasir umumnya berukuran 0,0625 sampai 2 milimeter. Kecil banget, kan? Walaupun kecil, butiran pasir masih bisa dipecah dan pecahannya tetap disebut pasir, lho.
Misalkan, ada sebutir pasir yang tersusun dari silika bermassa 10 mg. Jika sebutir pasir tersebut kita belah menjadi dua, maka akan diperoleh dua butir pasir yang masing-masing bermassa 5 mg. Kemudian, jika kedua butir pasir tersebut dibelah menjadi dua lagi, maka akan diperoleh 4 butir pasir, dengan masing-masing butir bermassa 2,5 mg. Nah, jika butir pasir itu kita belah terus menerus, maka akan diperoleh sebuah butiran pasir yang sangat kecil. Tapi, masih tersusun dari materi yang sama, yaitu silika.
Bagian terkecil dari suatu materi disebut partikel materi. Contohnya, kayak kasus di atas, nih. Ketika sebutir pasir silika dibelah hingga diperoleh bagian yang paling kecil tak kasat mata, bagian tersebut tetap tersusun dari silika juga.
Partikel materi tersusun dari atom, molekul, dan ion. Hmm, apa yang dimaksud dengan atom, molekul, dan ion? Penasaran, nggak? Kalo iya, yuk simak artikel berikut!
Pasti kamu udah nggak asing dong kalo dengar kata atom. Eits, bukan kacang atom ataupun bom atom, lho.
Atom merupakan suatu materi yang tidak dapat dibagi lagi secara kimiawi. Dalam bahasa Yunani, atom berarti tidak terbagi (a = tidak, tomos = terbagi). Contohnya, Hidrogen (H), Oksigen (O), dan Karbon (C), dan lain-lain.
Hmm, berarti kalo nggak bisa dibagi lagi, ukurannya kecil banget, dong? Emang kelihatan bentuknya? Yup, berkat kemajuan teknologi kamu bisa melihat atom menggunakan sebuah mikroskop STM atau Scanning Tunneling Microscope.
Alam semesta, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia tersusun dari ratusan ribu sampai jutaan jenis zat atau materi. Bisa berupa zat tunggal maupun zat campuran. Apabila diuraikan, materi-materi ini merupakan kombinasi dari atom-atom.
Atom memiliki sifat netral (tidak bermuatan). Atom yang sejenis akan membentuk suatu unsur. Suatu atom, diberi lambang yang sama dengan unsurnya. Jadi, atom hidrogen diberi lambang H dan atom oksigen diberi lambang O.
Atom tersusun atas partikel dasar (subatom), yaitu elektron, neutron, dan proton. Elektron merupakan partikel bermuatan negatif yang berada di kulit atau di luar inti atom. Proton merupakan partikel bermuatan positif yang berada di dalam inti atom, sedangkan neutron merupakan partikel tidak bermuatan (netral) yang berada di inti atom bersama dengan proton.
Suatu atom memiliki nomor atom dan nomor massa. Nomor atom merupakan jumlah proton dari sebuah inti atom, sedangkan nomor massa merupakan jumlah proton ditambah jumlah neutron. Nomor atom merupakan ciri khas suatu unsur. Setiap unsur akan memiliki nomor atom tertentu yang membedakannya dengan unsur lain.
Nah, bagaimana? Paham kan? Sekarang kita beralih ke molekul, yuk!
Atom merupakan unit pembangun dari segala macam materi. Nah, molekul dan ion dibangun oleh atom-atom. Sekarang, kita bahas molekul dulu, ya.
Molekul merupakan gabungan dari dua atau lebih atom, bisa terbentuk dari atom yang sama, contohnya, hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Bisa juga terbentuk dari atom yang berbeda, contohnya, air (H2O), karbon dioksida (CO2), atau karbon monoksida (CO).
Molekul yang tersusun atas atom yang sama dinamakan molekul unsur, sedangkan molekul yang dibangun oleh atom berbeda disebut molekul senyawa. Molekul yang terbentuk dari dua atom, baik atom yang sama ataupun beda disebut molekul diatomik. Selain itu, atom juga bisa membentuk molekul poliatomik, yaitu molekul yang tersusun atas tiga atau lebih atom, contohnya seperti ozon (O3) dan belerang atau sulfur (S8).
Okey, sampai sini kamu sudah tau kan bedanya atom dan molekul? Selain kedua istilah yang sudah dijelaskan, ada satu lagi nih yang akan kita bahas selanjutnya. Yup, ion. Penasaran kan? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Tubuh kita memerlukan asupan ion untuk menggantikan cairan ion yang hilang setelah beraktivitas. Kamu pasti tau dong, salah satu produk minuman terkenal yang mengandung kandungan ion? Clue-nya warna biru hehehe...
Lalu, apa sih yang dimaksud dengan ion? Ion adalah atom yang bermuatan listrik. Contohnya, Na+, OH-, Cl-, Br-, K+, Ca+, dan masih banyak lagi. Nah, pada unsur natrium (Na) terdapat tanda plus (+) yang berarti atom tersebut bermuatan positif. Lalu, pada unsur hidroksida (OH) terdapat tanda minus (-) yang menunjukan atom tersebut memiliki muatan negatif. Ion akan terbentuk ketika sebuah atom melepas atau menerima elektron.
Jika atom menerima elektron, maka akan berubah menjadi atom bermuatan negatif (anion). Contohnya, Cl-, Br-, OH-, dsb. Sedangkan, ketika atom melepaskan elektron, maka atom akan bermuatan positif (kation). Contohnya, Na+, K+, Ca+ , dsb.
Nah, kamu sudah mengetahui pengelompokan logam dan non logam di kelas 7, kan? Salah satu perbedaan logam dan non logam, yaitu kecenderungannya terhadap elektron. Unsur logam cenderung melepas elektron, sedangkan non logam menyerap elektron. Nah, pelepasan dan penyerapan elektron ini bisa terjadi ketika unsur logam direaksikan dengan non logam.
Pelepasan elektron menghasilkan ion positif dan penyerapan elektron menghasilkan ion negatif. Peristiwa terlepas atau masuknya ion pada sebuah atom disebut ionisasi. Contohnya, ketika atom natrium (Na) melepas satu elektron, maka akan membentuk ion Na+, atau ketika atom klorin (Cl) menerima 1 elektron, maka akan membentuk ion Cl-.
Memahami Fungsi Sistem Saraf pada Manusia
Memahami Fungsi Sistem Saraf pada Manusia
Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang memiliki peran penting untuk mengatur setiap kegiatan dalam tubuh. Beberapa fungsi sistem saraf yang sering Anda dengar adalah untuk berpikir, melihat, bergerak, hingga mengatur berbagai kerja organ tubuh.
Sistem saraf yang kompleks dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sementara sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mengendalikan seluruh aktivitas di dalam tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari.
Bagian Sistem Saraf pada Manusia
Secara umum, sistem saraf terdiri dari beberapa bagian, yaitu otak, sumsum tulang belakang, dan sel-sel saraf (neuron). Fungsi dari bagian-bagian ini saling berhubungan satu dengan yang lain. Berikut adalah penjelasannya:
Otak
Otak adalah pusat kendali yang bertugas untuk mengatur segala fungsi di tubuh, mulai dari gerakan, sekresi atau mengeluarkan hormon, daya pikir atau kognitif, sensasi, hingga emosi.
Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang adalah bagian dari sistem saraf pusat. Sebagian rangsangan yang sifatnya refleks bisa melewati sumsum tulang belakang tanpa melewati otak.
Sel saraf (neuron)
Neuron adalah unit kerja sistem saraf pusat. Terdiri dari 12 nervus kranial, semua nervus spinal, dan cabangnya. Fungsinya sebagai penghantar informasi berupa rangsangan atau impuls. Dengan adanya sel-sel saraf ini, baik organ maupun sistem gerak bisa memberikan respons sebagaimana mestinya.
Fungsi Sistem Saraf pada Manusia
Setelah mengetahui bagian umum dari sistem saraf, Anda perlu mengenali fungsi sistem saraf. Fungsi yang paling utama adalah untuk menerima, mengolah dan menyampaikan rangsangan dari seluruh organ. Fungsi ini akan berjalan dengan baik jika ada koordinasi antara fungsi sensorik, fungsi pengatur, dan fungsi motorik.
Selain itu, jika diuraikan lebih lanjut, sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi memiliki fungsi sebagai berikut:
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan rangsangan, mulai dari mengatur pikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung, pelepasan berbagai hormon, suhu tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk melakukan fungsi pengaturan di dalam tubuh.
Sistem saraf tepi
Fungsi utama dari sistem saraf tepi adalah menerima rangsangan dan menghantarkan semua respons yang sudah diolah oleh sistem saraf pusat. Sistem ini terdiri dari beberapa fungsi dan bagian, yaitu:
- Fungsi sensorik
Bagian ini berfungsi untuk menerima setiap rangsangan atau impuls, baik yang dari luar maupun dalam tubuh. Rangsangan yang diterima bisa berupa cahaya, suhu, bau, suara, sentuhan, tekanan. - Fungsi motorik
Bagian motorik berperan untuk memberikan tanggapan atau reaksi tubuh terhadap rangsangan yang sudah diproses oleh sistem saraf pusat. Ketika terkena gangguan, misalnya karena penyakit saraf motorik, maka tubuh tidak dapat bergerak dengan normal atau bahkan tidak dapat bergerak sama sekali. - Fungsi somatik
Selain kedua fungsi tersebut, sistem saraf tepi juga mengelola respons semua kegiatan yang tidak disadari, seperti respons flight-or-fight dan kebalikannya.
Contohnya, ketika mengalami ancaman, tubuh akan merespons keadaan tersebut dengan mempercepat denyut nadi, meningkatkan frekuensi pernapasan, serta meningkatkan aliran darah. Setelah keadaan yang dirasa mengancam sudah teratasi, tubuh akan mengembalikan respons ke kondisi normal.
Beberapa penyakit tertentu, seperti gegar otak, meningitis, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dan kanker otak, dapat menyebabkan terganggunya fungsi sistem saraf pusat.
Sistem saraf memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Oleh karena itu, jika mengalami gejala-gejala yang berhubungan dengan sistem saraf, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari - Hari
Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari - Hari

Tekanan sangat berhubungan dengan gaya dan luas permukaan benda. Gaya adalah tarikan atau dorongan. Gaya dapat mengubah bentuk, arah, dan kecepatan benda.
A. Tekanan Zat Padat
Ketika kamu mendorong uang logam di atas plastisin, berarti kamu telah memberikan gaya pada uang logam. Besarnya tekanan yang dihasilkan uang logam pada plastisin tergantung pada besarnya dorongan (gaya) yang kamu berikan dan luas permukaan pijakan atau luas bidang tekannya. Konsep tekanan sama dengan penyebaran gaya pada luas suatu permukaan. Sehingga, apabila gaya yang diberikan pada suatu benda (F) semakin besar, maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar. Sebaliknya, semakin luas permukaan suatu benda, tekanan yang dihasilkan semakin kecil. Secara matematis, besaran tekanan dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.
P = F/A
dengan: p = Tekanan (N/m2 yang disebut juga satuan pascal (Pa))
F = Gaya (newton)
A = Luas bidang (m2)
B. Tekanan Zat Cair
1. Tekanan Hidrostatis
kedalaman zat cair dan massa jenis zat cair memengaruhi tekanan yang dihasilkan oleh zat cair atau disebut dengan tekanan hidrostatis. Semakin dalam zat cair, semakin besar tekanan yang dihasilkan. Semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. Pada bagian sebelumnya kamu sudah memahami bahwa tekanan merupakan besarnya gaya per satuan luas permukaan tempat gaya itu bekerja, secara matematis dirumuskan sebagai:
P = F/A
Pada zat cair, gaya (F) disebabkan oleh berat zat cair (w) yang berada di atas benda, sehingga:
P = W/A
karena berat (w) = m × g
m = ρ × V
V = h × A maka
dapat ditulis bahwa p = ρ × g × h
dengan:
p = Tekanan (N/m2)
m = Massa benda (kg)
ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Tinggi zat cair (m)
V = Volume (m3)
Tekanan hidrostatis ini penting untuk diperhatikan dalam merancang berbagai struktur bangunan dalam penampungan air, misalnya pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain PLTA, para arsitek kapal selam juga memperhitungkan tekanan hidrostatis air laut, sehingga kapal selam mampu menyelam ke dasar laut dengan kedalaman ratusan meter tanpa mengalami kebocoran atau kerusakan akibat tekanan hidrostatis.
2. Hukum Archimedes
Pernahkah kamu melihat kapal selam? Salah satu bahan yang tahan terhadap tekanan hidrostatis air laut yang sangat besar adalah baja. Tahukah kamu bahwa baja merupakan logam yang utamanya terbuat dari campuran besi dan karbon? Dengan demikian baja memiliki massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis air laut. ketika suatu benda dimasukkan ke dalam air, beratnya seolah-olah berkurang. Peristiwa ini bukan berarti ada massa benda yang hilang. Berat benda berkurang saat dimasukkan ke dalam air, disebabkan oleh adanya gaya apung (Fa) yang mendorong benda ke atas atau berlawanan dengan arah berat benda.
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena di dalam air benda mendapat gaya ke atas. Ketika di udara, benda memiliki berat mendekati yang sesungguhnya. Karena berat zat cair yang didesak atau dipindahkan benda adalah:
Wcp = mcp × g dan mcp = ρcp × Vcp
sehingga berat air yang didesak oleh benda adalah:
wcp = ρc × g × Vcp
Berarti, menurut hukum Archimedes, besar gaya ke atas adalah:
Fa = ρc × g × Vcp
dengan:
Fa = Gaya apung (N)
ρc = Massa jenis zat cair (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Vcp = Volume zat cair yang dipindahkan (m3)
Hukum Archimedes digunakan sebagai dasar pembuatan kapal laut atau kapal selam. Suatu benda dapat terapung atau tenggelam tergantung pada besarnya gaya berat (w) dan gaya apung (Fa). Jika gaya apung maksimum lebih besar daripada gaya berat maka benda akan terapung. Sebaliknya, jika gaya apung maksimum lebih kecil daripada gaya berat maka benda akan tenggelam. Jika gaya apung maksimum sama dengan berat benda, maka benda akan melayang. Gaya apung maksimum adalah gaya apung jika seluruh benda berada di bawah permukaan zat cair.
3. Hukum Pascal
Hukum Pascal adalah salah satu hukum fisika yang menyatakan bahwa tekanan yang diberikan oleh cairan dalam ruang tertutup selalu diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Pembahasan utama dalam hukum Pascal berkaitan dengan tekanan dalam cairan.
Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem Peredaran Darah Manusia

Darah pada tubuh manusia berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormon, dan senyawa kimia lain ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi untuk menjaga tubuh kita dari serangan penyakit. Proses ini berlangsung terus menerus selama kehidupan manusia. Untuk melakukan fungsi tersebut melibatkan berbagai organ dalam tubuh.
A. Struktur dan Fungsi Sistem Peredaran Darah
1. Darah
Darah merupakan jaringan ikat yang berwujud cair dan tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma dan elemen seluler. Plasma darah merupakan cairan ekstraseluler yang mengandung zatzat terlarut, sedangkan elemen seluler tersusun atas sel-sel darah. Apabila darah yang terdapat di dalam tabung reaksi disentrifugasi (diputar) dengan kecepatan tertentu, sel-sel darah akan berada pada bagian dasar sedangkan plasma berada pada bagian atas. Darah tersusun atas 55% plasma darah dan 45% sel-sel darah. Secara normal, lebih dari 99% sel-sel darah tersusun atas sel darah merah (eritrosit) dan sisanya tersusun oleh sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
a. Plasma Darah
Plasma darah tersusun atas 91,5% air (H2 O) dan 8,5% zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut tersebut tersusun atas protein dan zat-zat lain. Protein-protein yang terlarut dalam plasma antara lain albumin, fibrinogen, dan globulin yang sering disebut sebagai protein plasma. Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme (urea dan karbon dioksida).
b. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah berbentuk bulat pipih dengan bagian tengahnya cekung (bikonkaf). Sel darah merah tidak memiliki inti sel. Warna merah pada sel darah merah disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Hemoglobin merupakan suatu protein yang mengandung unsur besi. Sel darah merah paling banyak terdapat dalam darah, 1 mm3 (kurang lebih sekitar satu tetes) darah terdiri atas 4-5 juta sel darah merah. Ketika dalam paru-paru, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap oksigen, sehingga akan mengikat oksigen membentuk kompleks oksihemoglobin.
Ketika sel darah merah berada dalam jaringan tubuh, daya ikat hemoglobin terhadap oksigen berkurang, sehingga oksigen terlepas dari hemoglobin menuju sel-sel tubuh. Sebaliknya, saat berada dalam jaringan tubuh, daya ikat hemoglobin terhadap karbon dioksida tinggi. Karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin.
Sel darah merah yang mengandung karbaminohemoglobin selanjutnya menuju paru-paru. Di dalam paru-paru karbon dioksida dilepaskan untuk dikeluarkan dari tubuh.
c. Sel Darah Putih (Leukosit)
Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau bersifat ameboid dan mempunyai inti. Jumlah sel darah putih tidak sebanyak jumlah sel darah merah, setiap 1 mm3 darah mengandung sekitar 8.000 sel darah putih. Fungsi utama dari sel darah putih adalah melawan kuman/bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Apabila di dalam darah terjadi peningkatan jumlah leukosit, maka kemungkinan terjadi infeksi di bagian tubuh. Jika jumlah leukosit sampai di bawah 6.000 sel per 1 mm3 darah disebut sebagai kondisi leukopenia. Jika jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9.000 sel per 1 mm3 ) disebut leukositosis.
d. Keping Darah (Trombosit)
Bentuk trombosit beraneka ragam, yaitu bulat, oval, dan memanjang. Trombosit tidak berinti dan bergranula. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel per 1 mm3 darah. Umur dari keping darah cukup singkat, yaitu 5 sampai 9 hari. Keping darah sangat berhubungan dengan proses mengeringnya luka, sehingga tidak heran jika ada yang menyebut keping darah dengan sel darah pembeku.
2. Jantung dan Pembuluh Darah
1. Jantung
Darah dapat mengalir ke seluruh tubuh karena di dalam tubuh kita terdapat organ yang berperan sebagai pemompa darah yang disebut dengan jantung. Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu serambi (atrium) kiri dan serambi (atrium) kanan serta bilik (ventrikel) kiri dan bilik (ventrikel) kanan. Serambi jantung terletak pada bagian atas, sedangkan bilik jantung terletak di sebelah bawah. Darah dari seluruh tubuh, akan masuk pertama kali ke serambi kanan, sehingga darah dalam serambi kanan banyak mengandung CO2. Dari serambi kanan, darah akan melewati katup trikuspidalis menuju bilik kanan. Katup ini berfungsi agar darah tidak dapat kembali ke serambi kanan. Darah yang ada dalam bilik kanan, dipompa oleh bilik kanan melewati arteri pulmonalis menuju paru-paru agar CO2 dalam darah terlepas dan terjadi pengikatan O2.
Darah dari paru-paru mengalir melalui vena pulmonalis menuju serambi kiri, sehingga darah dalam serambi kiri banyak mengandung O2. Darah dari serambi kiri turun melalui katup bikuspidalis menuju bilik kiri. Bilik kiri akan memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh aorta.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan pembuluh kapiler. Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar jantung, sedangkan vena mengalirkan darah masuk ke dalam jantung. Arteri berisi darah yang mengandung oksigen, kecuali pembuluh arteri pulmonalis. Vena berisi darah yang banyak mengandung karbon dioksida, kecuali vena pulmonalis. Ujung arteri dan vena bercabangcabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pada pembuluh kapiler inilah terjadi pertukaran gas oksigen dan gas karbon dioksida antara darah dengan jaringan tubuh.
3. Peredaran Darah pada Manusia
Peredaran darah manusia termasuk peredaran darah tertutup karena darah selalu beredar di dalam pembuluh darah. Setiap beredar, darah melewati jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah ganda. Pada peredaran darah ganda tersebut dikenal peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang dimulai dari jantung (bilik kanan) menuju ke paru-paru kemudian kembali lagi ke jantung (serambi kiri).
B. Gangguan atau Kelainan pada Sistem Peredaran Darah
1. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kematian, baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit jantung koroner terjadi jika arteri koronaria tidak dapat menyuplai darah yang cukup ke otot-otot jantung. Arteri koronaria merupakan pembuluh darah yang menyuplai nutrisi dan oksigen ke otot-otot jantung. Kondisi ini dapat terjadi karena arteri koronaria tersumbat oleh lemak atau kolesterol. Jika otot-otot jantung tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen, maka otot jantung tidak dapat berkontraksi, sehingga jantung tidak dapat berdenyut. Gejala dari penyakit jantung koroner antara lain dada terasa sakit, sakit pada bagian lengan dan punggung, napas pendek dan kepala pusing.
2. Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit yang terjadi karena kematian pada jaringan di otak yang disebabkan karena kurangnya asupan oksigen di otak. Hal ini terjadi karena pembuluh darah pada otak tersumbat oleh lemak atau kolesterol ataupun salah satu pembuluh darah di otak pecah.
3. Varises
Varises adalah suatu keadaan di mana pembuluh darah balik (vena) mengalami pelebaran dan terpuntir. Gangguan ini biasanya terjadi di daerah kaki.
4. Anemia
Anemia merupakan gangguan yang disebabkan karena kekurangan hemoglobin atau kekurangan sel darah merah. Apabila kadar hemoglobin dalam darah rendah dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh akan terasa lesu, kepala pusing, dan muka pucat. Anemia dapat terjadi akibat terganggunya produksi eritrosit. Kondisi ini terjadi karena tubuh kekurangan zat besi. Anemia juga dapat disebabkan karena terjadinya pendarahan yang hebat.
5. Hipertensi dan Hipotensi
Hipertensi disebut juga tekanan darah tinggi, terjadi jika tekanan darah di atas 120/80 mmHg. Gejala penderita hipertensi antara lain sakit kepala, kelelahan, pusing, pendarahan dari hidung, mual, muntah, dan sesak napas. Hipertensi dapat disebabkan karena arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), obesitas (kegemukan), kurang olahraga, stres, mengonsumsi minuman beralkohol atau yang banyak mengandung garam, lemak, dan kolesterol. Penderita hipertensi yang disebabkan karena obesitas harus menurunkan berat badannya, sehingga mencapai berat badan ideal, hindari mengonsumsi minuman beralkohol dan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, berolahragalah secara teratur, hindari kebiasaan merokok, dan hindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres.
Berbeda dengan hipertensi, hipotensi terjadi apabila tekanan darah kurang dari 120/80 mm Hg. Hipotensi disebut juga dengan tekanan darah rendah. Orang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (berkunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, detak/denyut nadi lemah, dan tampak pucat. Nah, bagaimana cara mengatasi hipotensi? Berikut ini ada beberapa cara untuk mengatasi hipotensi. Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, mengonsumsi minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah, misalnya kopi, mengonsumsi makanan yang cukup mengandung garam, dan berolahraga dengan teratur.