Ruang dan Interaksi Antarruang

 

 Ruang dan Interaksi Antarruang

A. Ruang dan Interaksi Antarruang

a. Pengertian  Ruang

Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian yang digunakan oleh makhluk hidup untuk tinggal.

b. Pengertian Interaksi Antarruang

Interaksi antarruang adalah adanya ketertarikan satu ruang dengan ruang lainnya,

c. Syarat Terjadinya Interaksi Antarruang

Ada beberapa kondisi saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi keruangan yaitu saling melengkapi, kesempatan antara, dan keadaan dapat diserahkan/dipindahkan.

  • Saling melengkapi

Kondisi saling melengkapi terjadi jika ada wilayah-wilayah yang berbeda komoditas yang dihasilkannya.

Misalnya, wilayah A merupakan penghasil sayuran, sedangkan wilayah B merupakan penghasil ikan.

Wilayah A membutuhkan ikan, sedangkan wilayah B membutuhkan sayuran. Jika masing-masing memiliki kelebihan (surplus) maka wilayah A melakukan interaksi dengan wilayah B melalui aktivitas perdanganan atau jual beli.

  • Kesempatan antara

Kesempatan antara merupakan suatu lokasi yang menawarkan alternatif lebih baik sebagai tempat asal maupun tempat tujuan.

Jika seseorang akan membeli suatu produk, maka ia akan memperhatikan faktor jarak dan biaya untuk memperoleh produk tersebut.

Contohnya, Wilayah A biasanya membeli ikan ke wilayah B, namun kemudian diketahui ada wilayah C yang juga penghasil ikan.

Karena Wilayah C jaraknya lebih dekat dan ongkos transportasinya lebih murah, para pembeli ikan dari wilayah A akan beralih ke wilayah C. Akibatnya, interaksi antara wilayah A dan B melemah.

  • Kemudahan Transfer

Pengangkuran barang atau juga orang memerlukan biaya. Biaya untuk terjadinya interaksi tersebut harus lebih rendah dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh.

Jika biaya tersebut telalu tinggi dibandingkan dengan keuntungannya, maka interaksi antar ruang tidak akan terjadi.

Kemudahan transfer dan biaya yang diperlukan juga sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur (sarana dan prasarana) yang menghubungkan daerah asal dan tujuan.

Jalan yang rusak dan sulit untuk dicapai akan mengurangi kemungkinan terjadinya interaksi karena biaya untuk mencapainya juga akan lebih mahal.

Sebagai contoh, seorang akan menjual sayuran dari wilayah A ke wilayah B namun jalan menuju wilayah B mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa dilalui.

Akibatnya orang tersebut tidak jadi menjual sayuran ke wilayah B.

B. Letak dan Luas Indonesia

a. Pemahaman Lokasi

  • Pengertian Peta

adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan Skala tertentu.

  • Unsur – unsur Peta
  1. Judul Peta : Adalah keterangan tentang daerah yang digambarkan dan biasanya dicantumkan diatas gambar peta.
  2. Petunjuk Arah : Adalah gambar mata angin yang penggambarannya cukup dengan huruf U (arah utara) yang terletak dibagian kosong (pinggir peta) agar tidak mengganggu inti peta yang ingin di informasikan.
  3. Skala : Adalah ukuran perbandingan antara keaadaan yang ada pada peta dengan keadaan aslinya.
  4. Tahun Pembuatan : Menggambarkan keadaan lapangan baik asli ataupun buatan.
  5. Legenda : Penjelasan penting mengenai simbol-simbol yang digunakan pada peta. 
  6. Garis Astronomis : Garis yang digunakan untuk menentukan lokasi suatu tempat.
  7. Simbol : Tanda-tanda konvensional yang digunakan untuk mewakili keadaan sesungguhnya.
  8. Lettering : Semua tulisan yang digunakan untuk mempertegas arti simbol-simbol yang ada.
  9. Inset : Peta kecil yang berada pada peta besar.
  10. Garis Tepi : Membantu pembuatan peta agar berada tepat di tengah-tengahnya.
  11. Tata Warna : Setiap warna yang ada pada peta mempunyai penjelasan-penjelasa keadaan tempat yang digambarkan.

b. Letak dan Luas Indonesia

  • Letak Astronomis Indonesia

Secara astronomis, Indonesia terletak di 6o LU (Lintang Utara) – 11o LS (Lintang Selatan) dan 95o BT (Bujur Timur) – 141o BT (Bujur Timur). Karena letaknya tersebut, Indonesia menjadi wilayah tropis

  • Letak Geografi Indonesia

Letak geografisnya, Indonesia berada di antara Benua Australia dan Asia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Berkat posisi ini, Indonesia menjadi jalur strategis perdagangan Internasional.

  • Luas Indonesia

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².

C. Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia

Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

a. Potensi Sumber Daya Alam

  • Hutan

Hutan Indonesia mencapai 99,6 juta hektar atau 52,4% dari luas wilayah Indonesia. Luas hutan yang besar tersebut, saat ini masih dapat dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Di Jawa luas hutan telah mengalami penurunan karena terjadi alih fungsi untuk pertanian dan permukiman penduduk.

  • Batu Bara

Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan dunia, namun dilihat dari produksinya merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton.

Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama adalah karbon, hidrogen, dan oksigen.

Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan, misalnya untuk pembangkit tenaga listrik, memasak, pembakaran pada industri semen, batu kapur, bijih besi, dan indusktri lainya.

  • Emas

Produksi emas Indonesia tahun 2003 mencapai 141.109 ton.

  • Bauksit

Indonesia memiliki potensi bauksit mencapai 1.262.710 ton. Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan alumunium. Bauksit dimanfaatkan untuk industri keramik, logam, kimia, dan metalurgi.

b. Potensi Kemaritiman Indonesia

  • Perikanan

Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari mencapai 6,4 juta ton per tahun. Potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah yang ditangkap  tidak mengurangi populasi ikan. Di Indonesia bagian Barat dengan rata-rata kedalaman laut 75 meter, jenis ikan yang banyak ditemukan adalah ikan pelagis kecil.

  • Hutan Mangrove

Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai sekitar 3 juta hektare yang tersebar di sepanjang 95.000 km pesisir Indonesia. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang digenangi oleh air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut. Umumnya hutan mangrove berkembang baik pada pantai yang terlindung, muara sungai, atau laguna. Fungsi ekologis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau pembuat arang dan kertas.

  • Terumbu Karang

Luas terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu km² atau setara dengan 18% dari terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang. Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya luasnya, akan tetapi juga keanekaragaman yang terdapat didalamnya, antara lain: 2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan, dan 590 jenis karang.

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

Dinamika Penduduk adalah perubahan / pertumbuhan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah unsur-unsur dinamika penduduk.)

a. Jumlah Penduduk Indonesia

Hasil Sensus Penduduk (SP2020) pada September 2020 mencatat jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa.

b. Persebaran Penduduk Indonesia

Sebaran penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu sebesar 151,59 juta penduduk atau 56,1% dari total penduduk Indonesia. Sebaran penduduk terbesar kedua terdapat di Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk sebanyak 58,56 juta orang atau 21,68%. Pulau Sulawesi mempunyai sebaran sebesar 7,36% dan Pulau Kalimantan mempunyai sebaran sebesar 6,15%. Sedangkan wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua masing masing sebesar 5,54% dan 3,17%. (pada tahun 2020)

c. Keragaman Etnik dan Budaya

Indonesia memiliki banyak sekali etnik dan budaya, bahkan setiap daerah memiliki etnik dan budaya berbeda-beda.

E. Kondisi Alam Indonesia

a. Keadaan Fisik Indonesia

  • Kondisi Geologi

Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertumbukan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara. Lempeng Pasifik bertumbukan dengan lempeng Eurasia di utara Papua dan Maluku Utara.

Tumbukan lempeng tersebut kemudian membentuk rangkaian pegunungan yang sebagaian menjadi gunung api di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara. Selain terbentuk pegunungan dan gunung api, tumbukan antarlempeng juga menghasilkan fenomena gempa bumi.

  • Bentuk Muka Bumi

Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi :

  1. Dataran Rendah
  2. Dataran Tinggi
  3. Gunung
  4. Bukit
  5. Pegunungan
  • Kondisi Iklim Indonesia

Indonesia beriklim tropis. Ciri iklim ini adalah suhu udara tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 27°C. Di daerah iklim tropis tidak ada perbedaan yang jauh antara suhu pada musim hujan dan musim kemarau.

b. Flora dan Fauna

Keanekaragaman flora dan fauna tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Berkat iklim tropis, Indonesia mampu menampung banyak jenis flora dan fauna. Bahkan, di tahun 2018 portal resmi Indonesia menyebutkan bahwa keberagaman flora dan fauna di Nusantara merupakan yang tertinggi di dunia. Setidaknya sebanyak 10 persen atau lebih dari 25.000 jenis flora yang ada di dunia terdapat di Indonesia. Sedangkan jenis fauna di Indonesia mencapai lebih dari 200.000 jenis, meliputi mamalia, burung, reptil, hingga serangga.

  • Persebaran Flora di Indonesia
  1. Kelompok Indo-Malayan
  2. Kelompok Indo-Australian
  • Persebaran Fauna di Indonesia
  1. Fauna Barat (Asitis)
  2. Fauna Tengah (Peralihan)
  3. Fauna Timur (Australis)

F. Dampak Interaksi Antarruang

a. Pusat Pertumbuhan

Pergerakan orang, barang, dan jasa pada suatu lokasi tertentu akan menimbulkan pemusatan aktivitas manusia pada lokasi tujuan. Pemusatan aktivitas penduduk tersebut kemudian membentuk daerah perkotaan. Daerah perkotaan merupakan pusat pertumbuhan suatu wilayah karena sebagian besar aktivitas terkonsentrasi di wilayah perkotaan.

b. Ahli Fungsi Lahan

Semakin banyak penduduk yang datang dari suatu kota akan disertai dengan kebutuhan tempat tinggal. Akibatnya terjadi alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi permukiman, perdagangan, jasa, industri, dan lainya.

c. Perubahan Orientasi Matapencaharian

Daerah yang menjadi tujuan pergerakan penduduk akan dihuni oleh mereka yang memiliki pekerjaan beragam. Jenis pekerjaan juga berkembang karena adanay kebutuhan akan barang dan jasa yang semakin beragam. Orientasi pekerjaan berubah dari yang tadinya berorientasi pada sumber daya alam, khususnya petani, menjadi pekerjaan lainnya.

d. Perubahan Saran dan Prasarana

Pembangunan sarana dan prasarana akan semakin meningkat semakin dengan meningkatnya pergerakan orang, barang dan informasi antarwilayah. Kendaraan, jalan, fasilitas umum, pusat-pusat perdagangan dan lain-lain terus bertambah seiring dengan meingkatnya interaksi keruangan.

e. Perubahan Sosial Budaya

Terjadinya interaksi sosial antar anggota masyarakat akan disertai dengan pengaruh, terkait norma dan nilai yang dianut oleh masing-masing individu. Kelompok masyarakat pendatang dan penduduk asli saja memiliki nilai dan norma yang berbeda-beda. Perubahan sosial juga menyangkut status sosial dan aspek budaya karena penduduk pendatang dan penduduk asli dapat memiliki budaya yang berbeda.

f. Perubahan Komposisi Penduduk

Interaksi keruangan dalam bentuk pergerakan orang akan menimbulkan konsentrasi penduduk dalam suatu wilayah. Penduduk tersebut memilii latar belakang yang berbeda, misalnya agama, status sosial, usia, dan jenis kelamin. Akibatnya komposisi penduduk berubah dari yang awalnya relatif seragam kemudian menjadi beragam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar